Senin, 14 Juni 2010

Pesisir

Kearifan Nelayan Maluku Harus Muncul!
Senin, 14 Juni 2010 | 23:14 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com--Indonesia harus membuat Sail Banda sebagai ajang promosi kearifan para nelayan Maluku dalam menjaga sumber daya ikan dan lingkungan laut.
"Pada tataran lokal, ajang tahunan tersebut juga harus dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mempromosikan kearifan tradisional nelayan-nelayan Maluku," kata Sekjen Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Riza Damanik, di Jakarta, Senin.
Dalam kaitannya dengan isu pangan, menurut dia, perhatian pemerintah atas pulau-pulau sebagai penghasil sumber daya ikan menjadi penting.
Pemerintah, lanjutnya, melalui ajang Sail Banda patut memberikan penekanan pada kemandirian dan kedaulatan pangan berbasis desa atau kampung. Tidak lagi berbasis korporasi seperti yang terjadi saat ini.
Ia mencontohkan kebijakan buruk yang diambil pemerintah dan membahayakan keberadaan pulau-pulau kecil di Kepulauan Riau, di mana untuk memenuhi kebutuhan minyak sawit di pasar dunia misalnya puluhan pulau-pulau kecil praktis di konversi menjadi industri perkebunan sawit.
Akhirnya pulau-pulau terancam musnah, dan tidak lagi memiliki kecukupan air tawar untuk memenuhi warga pulau, ujar dia.
Nelayan Maluku, menurut Riza, adalah contoh handal dan arifnya nelayan Indonesia dalam menjaga keberlanjutan sumberdaya ikan dan lingkungannya.
"Praktek lestari ini pula yang kita percaya menjauhkan dampak buruk krisis iklim dan pangan dari warga Maluku dan Indonesia secara keseluruhan," katanya.
Namun demikian, perlu dukungan pemerintah dalam melindunginya. Agar pemerintah tidak blunder dan mendua, perlu kiranya segera membenahi regulasi yang dipandang tidak mendukung perlindungan terhadap hak-hak nelayan lokal dan masyarakat adat serta membatalkan rencana investasi di pulau-pulau kecil.
Lebih lanjut, menurut dia, ajang Sail Banda sendiri harus digunakan sebagai momen yang pas untuk meraih kesempatan ekonomis, dengan tetap mengedepankan kedaulatan budaya dan pengetahuan lokalnya.
Dengan demikian, Indonesia tidak saja menjadi tuan rumah yang baik, tapi peta jalan diplomasi perubahan iklim dan pangan yang digagas Indonesia pada level internasional, dapat selaras dengan agenda lokal dan nasional.
Dalam pelaksanaan Sail Indonesia yang kali ini berpusat di Banda Naera, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono direncanakan akan mencanangkan Maluku sebagai lumbung ikan nasional.
Maluku akan dijadikan lumbung hidup bagi ketersediaan pangan Indonesia maupun dunia. Sehingga akan ada upaya penangkapan lestari demi menjaga ketersediaan sumber daya ikan di kawasan tersebut.

Sumber:
http://oase.kompas.com/read/2010/06/14/23140527/Kearifan.Nelayan.Maluku.Harus.Muncul.